:strip_exif():quality(75)/medias/22343/64f32588280e29911757159dfde44ecd.jpg)
Kebakaran hebat yang melanda Los Angeles sejak Rabu (8/1/2025) telah mengakibatkan kerusakan yang sangat besar. Sekitar 1000 rumah mewah hancur, menewaskan sedikitnya 24 orang dan memaksa lebih dari 70.000 warga mengungsi. Angin kencang yang memicu penyebaran api dengan cepat, telah mengubah kawasan elit Pacific Palisades menjadi puing-puing.
Penyebab dan Dampak Kebakaran
Penyebaran api yang cepat disebabkan oleh angin kencang yang sangat sulit dikendalikan oleh petugas pemadam kebakaran. "Kami berjuang sekuat tenaga, tetapi jumlah petugas pemadam kebakaran di LA tidak cukup untuk mengatasi situasi ini," ungkap Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles County, Anthony Marrone. Luasnya area kebakaran mencapai sekitar 108 kilometer persegi, hampir sama dengan luas Kota San Francisco. Infrastruktur kota pun turut rusak parah, jalan-jalan terbakar, dan rumah-rumah rata dengan tanah.
Kekurangan sumber daya manusia menjadi kendala utama dalam penanganan kebakaran. Jumlah petugas pemadam kebakaran yang terbatas membuat mereka kewalahan menghadapi luasnya area kebakaran dan kecepatan penyebaran api. Hal ini mengakibatkan banyak rumah dan properti tidak dapat diselamatkan.
Dampak kebakaran ini sangat luas, tidak hanya kerusakan fisik tetapi juga kerugian ekonomi yang besar. Kerugian diperkirakan mencapai lebih dari 8 miliar dolar AS (sekitar Rp 130 triliun), mengingat tingginya nilai properti di daerah yang terdampak. Banyak keluarga kehilangan rumah dan harta benda mereka, seperti keluarga Billy Crystal yang telah tinggal di rumah mereka selama 45 tahun. "Kami membesarkan anak-anak dan cucu-cucu kami di sini. Setiap sudut rumah dipenuhi kenangan indah yang tak tergantikan," ungkap keluarga tersebut.
Peristiwa ini juga menimbulkan trauma mendalam bagi para korban yang selamat. Dylan Vincent, seorang warga setempat, mengungkapkan kesedihannya, "Sungguh aneh kembali ke tempat yang sudah tak ada lagi." Palisades Village, yang sebelumnya ramai, kini hanya menyisakan puing-puing perpustakaan, toko kelontong, dan butik.
Petugas pemadam kebakaran terus berjuang keras memadamkan beberapa titik api. Di barat, mereka berupaya menahan laju Palisades Fire yang telah menghanguskan 23.713 hektar lahan dan baru 11 persen terkendali. Eaton Fire di kaki bukit timur telah membakar 14.117 hektar dengan pengendalian 27 persen. Sementara Hurst Fire di utara kota terkendali 89 persen. Tiga kebakaran lain di wilayah tersebut telah berhasil dipadamkan sepenuhnya.
Lebih dari 100.000 warga Los Angeles County telah dievakuasi, sementara 87.000 lainnya mendapat peringatan evakuasi hingga Minggu (12/1/2025). Situasi darurat ini menuntut kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu para korban dan memulihkan kondisi kota.
Para ilmuwan mengaitkan keparahan kebakaran ini dengan perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem, diperparah oleh angin Santa Ana. "Apa yang kita lihat dalam 24 jam terakhir belum pernah terjadi sebelumnya," kata Kepala Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD), Jim McDonnell. Penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan, tetapi laporan awal menunjukkan dugaan penyebabnya adalah kabel listrik atau peralatan utilitas lainnya.
Upaya Penanganan dan Antisipasi
Upaya pemadaman terus dilakukan dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang tersedia. Namun, besarnya skala kebakaran dan kondisi angin yang ekstrem menjadi tantangan besar bagi tim pemadam kebakaran. Pemerintah setempat telah menyediakan tempat pengungsian dan bantuan bagi para korban.
Kejadian ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan dampak perubahan iklim. Langkah-langkah antisipasi dan mitigasi risiko perlu ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Perencanaan tata ruang yang memperhatikan faktor risiko kebakaran dan pengelolaan lahan yang baik menjadi hal krusial.