:strip_exif():quality(75)/medias/13430/d5309913e5f9ddeeb1b38da72f5d5910.jpg)
Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada 3-4 Desember 2024 telah mengakibatkan bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi saat ini tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan asesmen dan penanggulangan bencana.
Penyebab dan Dampak Bencana di Sukabumi
Intensitas hujan yang sangat tinggi dalam durasi waktu yang cukup lama menjadi penyebab utama bencana ini. Debit air sungai meningkat drastis sehingga meluap dan mengakibatkan banjir di beberapa kecamatan. Kondisi tanah yang telah jenuh air juga menyebabkan lereng-lereng menjadi labil dan terjadilah longsor di sejumlah titik. "Intensitas hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang labil menjadi faktor utama terjadinya bencana ini," ungkap salah seorang petugas BPBD Kabupaten Sukabumi.
Dampak yang ditimbulkan cukup signifikan, mulai dari kerusakan infrastruktur, hingga kerugian materi dan dampak psikologis bagi warga terdampak. Banjir merendam rumah-rumah warga, merusak lahan pertanian, dan mengganggu akses transportasi. Longsor juga telah menutup beberapa akses jalan dan mengancam keselamatan warga sekitar.
Proses evakuasi dan penyelamatan warga terdampak sedang berlangsung. Tim BPBD dibantu oleh relawan dan masyarakat setempat bekerja keras untuk membantu warga yang membutuhkan pertolongan. Bantuan logistik berupa makanan, minuman, dan kebutuhan mendesak lainnya telah disalurkan.
Wilayah yang terdampak cukup luas, meliputi beberapa kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Kecamatan Ciemas, Palabuhanratu, Gegerbitung, dan Pabuaran menjadi beberapa wilayah yang terdampak banjir. Sementara itu, longsor terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Simpenan, Cisolok, Nagrak, Sagaranten, dan beberapa kecamatan lainnya.
Selain banjir dan longsor, beberapa wilayah juga mengalami pergerakan tanah dan terdampak cuaca ekstrem lainnya. Hal ini menunjukkan betapa luasnya dampak dari hujan deras dan angin kencang yang melanda Kabupaten Sukabumi.
Upaya pemulihan pasca bencana akan membutuhkan waktu dan kerjasama dari berbagai pihak. Rehabilitasi infrastruktur yang rusak, pemulihan lahan pertanian, dan pemulihan kondisi psikologis warga menjadi beberapa hal yang perlu diperhatikan. BPBD Kabupaten Sukabumi membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat dan berbagai pihak untuk membantu proses pemulihan ini.
Beberapa desa yang terdampak pergerakan tanah antara lain Desa Sukamaju di Kecamatan Cikembar, serta beberapa desa di Kecamatan Bantargadung. Sementara itu, dampak cuaca ekstrem juga dirasakan di beberapa desa di Kecamatan Sukaraja, Cikakak, Warungkiara, Cicurug, Gegerbitung, Sukalarang, dan Curugkembar.
BPBD Kabupaten Sukabumi terus memantau perkembangan situasi dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Mereka juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi.
Kerja sama lintas sektoral sangat penting dalam penanganan bencana ini. Selain BPBD, TNI, Polri, dan berbagai organisasi kemanusiaan turut serta dalam upaya penyelamatan dan pemulihan pasca bencana.
Data yang diperoleh hingga saat ini menunjukkan bahwa bencana ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar, baik materiil maupun non materiil. Pendataan kerugian masih terus dilakukan oleh pihak terkait.
Proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana akan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Pemerintah daerah berkomitmen untuk membantu warga terdampak untuk pulih kembali dari bencana ini.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana sangat penting untuk meminimalisir risiko dan dampak yang ditimbulkan.