:strip_exif():quality(75)/medias/23209/c17174bef2ee9a4bb208db4449b709ef.jpeg)
Seorang pemuda berusia 24 tahun, GSS, warga Wedomartani, Sleman, ditemukan dalam kondisi kritis tersangkut di jurang Kali Talang, Kemalang, Klaten, dekat puncak Gunung Merapi. Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasinya setelah upaya penyelamatan yang intensif.
Pendakian Rahasia Berujung Maut
GSS ternyata melakukan pendakian secara diam-diam tanpa melalui jalur resmi. Ia memulai pendakian dari Bukit Klangon, Sleman, sekitar pukul 16.00 WIB pada hari sebelumnya. Keputusan ini berujung pada kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya.
Jainu, Kaur Perencanaan Desa Balerante, Kemalang, menjelaskan, "Kalau lewat jalur Kalitalang, pasti ketahuan. Petugas di loket akan mengecek siapa saja yang belum turun menjelang sore." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya menggunakan jalur resmi untuk pendakian gunung.
Kondisi GSS saat ditemukan cukup memprihatinkan. Ia ditemukan sendirian di tengah jurang, dekat pos 3 jalur pendakian. Menariknya, ia membawa perlengkapan camping dan sepeda motor, menunjukkan persiapan yang mungkin kurang matang.
Irwan Santoso, Komandan SAR Kabupaten Klaten, menerima laporan kejadian tersebut pukul 07.04 WIB. Posisi GSS tersangkut sekitar 30-50 meter dari dasar jurang, dengan total kedalaman jurang sekitar 75 meter. Tim SAR segera melakukan evakuasi dengan peralatan khusus.
Proses evakuasi yang dilakukan oleh tim SAR gabungan berlangsung cukup sulit mengingat medan yang terjal dan lokasi GSS yang berada di jurang yang cukup dalam. Evakuasi memerlukan waktu dan kehati-hatian untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Keberhasilan evakuasi ini menjadi bukti kerjasama dan profesionalisme tim SAR dalam menangani situasi darurat di medan yang sulit. Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya keselamatan dalam kegiatan pendakian.
Hikmah dari Kejadian
Insiden ini menyoroti beberapa hal krusial terkait keselamatan pendakian. Pertama, mendalami kondisi medan sebelum mendaki sangat penting untuk menghindari kecelakaan. Kedua, mematuhi peraturan dan petunjuk dari pengelola wisata wajib dipatuhi. Pendakian sembunyi-sembunyi sangat berisiko.
Ketiga, penggunaan jalur pendakian resmi menjamin keselamatan dan kemudahan pemantauan. Keempat, memberitahu rencana pendakian kepada orang lain merupakan tindakan pencegahan yang bijak. Terakhir, membawa perlengkapan pendakian yang lengkap dan sesuai dengan kondisi medan sangat penting.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi para pendaki. Alam memiliki kekuatan yang tak terduga. Keselamatan harus selalu diutamakan dalam setiap aktivitas di alam bebas. Jangan pernah meremehkan kekuatan alam.