Cianjur Diguncang Empat Gempa Berturut-Turut

Kamis, 21 November 2024 10:57

Cianjur diguncang empat gempa bumi dalam sehari, BMKG imbau masyarakat tetap tenang dan waspada potensi bencana susulan.

illustration Gempa Cianjur Illustration gempa bumi

Daerah Cianjur dan sekitarnya mengalami serangkaian empat gempa bumi pada Kamis, 21 November 2024. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran meskipun intensitas gempa relatif kecil, berkisar antara 2,2 hingga 3,0 skala Richter.

Aktivitas Sesar Aktif Picu Gempa Cianjur

Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan penyebab terjadinya serangkaian gempa tersebut. "Gempa-gempa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif," ungkap Teguh. Kedalaman gempa yang dangkal ini menyebabkan getaran terasa cukup signifikan di beberapa wilayah, khususnya Cibeber.

Meskipun getaran dirasakan oleh masyarakat, intensitasnya masih tergolong rendah. "Getarannya terasa di Cibeber, seperti ada truk yang lewat," ujar Teguh Rahayu menggambarkan kekuatan getaran yang dirasakan. Beruntung, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan maupun korban jiwa yang ditimbulkan.

Mekanisme terjadinya gempa dangkal ini berkaitan dengan pergerakan lempeng bumi di wilayah tersebut. Aktivitas sesar aktif yang menjadi pemicu gempa merupakan fenomena alam yang kompleks dan sulit diprediksi secara pasti. Proses pergeseran lempeng menghasilkan energi yang terakumulasi dan kemudian dilepaskan dalam bentuk gempa bumi.

Waktu terjadinya gempa juga terbilang berdekatan. Gempa pertama terjadi pukul 08.17 WIB dengan magnitudo 2,2. Kemudian disusul gempa kedua pukul 11.25 WIB dengan magnitudo 2,9. Gempa ketiga terjadi pukul 11.27 WIB dengan magnitudo 3,0, dan gempa keempat pukul 11.28 WIB juga dengan magnitudo 3,0. Kedekatan waktu ini menunjukkan adanya kaitan antara kejadian gempa tersebut.

BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya susulan. Meskipun hingga saat ini belum terjadi gempa susulan yang signifikan, potensi tersebut tetap ada. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.

Selain gempa, BMKG juga memberikan peringatan dini tentang potensi gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Barat (1,5-2,5 meter) dan perairan utara (0-0,5 meter). "Masyarakat yang beraktivitas di pesisir pantai diminta untuk selalu waspada," imbau Teguh Rahayu.

Musim hujan yang sedang berlangsung juga meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi. Teguh Rahayu menambahkan, "Masyarakat perlu waspada terhadap potensi bencana seperti hujan lebat ekstrem, angin kencang, tanah longsor, dan banjir." Upaya mitigasi bencana, dengan memperhatikan lingkungan sekitar rumah, sangat penting untuk dilakukan.

Imbauan untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi juga disampaikan oleh BMKG. Hal ini bertujuan untuk mencegah kepanikan dan penyebaran informasi yang salah. Informasi resmi hanya dapat diperoleh melalui kanal komunikasi resmi BMKG.

"Selalu utamakan keselamatan!" Pesan tersebut menjadi penutup imbauan dari BMKG kepada masyarakat Cianjur dan sekitarnya. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan tetap menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana alam.

BMKG terus memantau aktivitas seismik di wilayah tersebut. Informasi terbaru akan segera disampaikan kepada publik melalui berbagai saluran resmi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada.

Artikel terkait

Prakiraan Cuaca DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu: Cerah Berawan hingga Hujan Ringan
Prakiraan Cuaca di Sejumlah Kota Besar Indonesia, Kamis (7 November 2024)
Kupu-Kupu Kuning Ramai di Langit Tuban, Pertanda Musim Hujan?
Waspada Hujan Lebat di Jabodetabek Akhir Oktober - Awal November
Cek Penerima Bansos 2024 Lewat NIK KTP: Mudah dan Cepat
Gibran Salurkan Bantuan Langsung Warga Lewat Program 'Lapor Mas Wapres'
Cimory Dairyland Gowa: Edukasi dan Hiburan di Sulawesi Selatan
Swasembada Pangan Terpacu Program Padat Karya Irigasi
Analisis IHSG: Potensi Koreksi, Rekomendasi Saham Pilihan
Aktor Lanchlan Gibson Laporkan Arogansi Polisi Lalu Lintas di SCBD
Telkom Hadapi Tantangan Berat di 2025: Persaingan Ketat dan Strategi Adaptasi
UAS Buka Suara Soal Kepemimpinan Perempuan di Aceh