Gunung Fuji Tanpa Salju: Dampak Perubahan Iklim yang Mengkhawatirkan

Rabu, 6 November 2024 14:58

Gunung Fuji, simbol Jepang yang terkenal dengan puncaknya yang tertutup salju, mengalami fenomena yang tidak biasa. Untuk pertama kalinya dalam 130 tahun, puncak gunung ini belum juga tertutup salju hingga memasuki bulan November.

illustration Gunung Fuji Tanpa Salju Illustration gunung fuji

Gunung Fuji, ikonik dengan puncaknya yang diselimuti salju, mengalami kejadian yang tidak biasa. Untuk pertama kalinya dalam 130 tahun, puncak gunung ini belum juga tertutup salju hingga memasuki bulan November. Biasanya, salju mulai turun pada awal Oktober, namun tahun ini cuaca hangat menghalangi datangnya udara dingin yang membawa salju.

Fenomena Langka yang Mengkhawatirkan

Terakhir kali salju terdeteksi di puncak Gunung Fuji adalah pada 5 Oktober 2023. Fenomena ini menandai rekor baru sejak pengumpulan data salju di puncak Gunung Fuji pada tahun 1894. Yutaka Katsuta, pengamat cuaca di Kantor Meteorologi Lokal Kofu, menjelaskan bahwa suhu tinggi yang berlangsung sejak musim panas hingga September menjadi penyebab utama. Ia juga menyebutkan bahwa perubahan iklim kemungkinan berperan dalam lambatnya pembentukan lapisan salju.

Suhu tinggi yang terjadi sejak musim panas menjadi faktor utama penyebab fenomena ini. Suhu rata-rata dari bulan Juni hingga Agustus mencapai 1,76 derajat Celcius di atas tingkat normal, melampaui rekor sebelumnya pada tahun 2010. Kondisi panas ini berlanjut hingga musim gugur, dengan beberapa kota di Jepang mencatat suhu 30 derajat Celcius atau lebih tinggi pada awal bulan Oktober. Kondisi ini diperkirakan tiga kali lebih mungkin terjadi akibat krisis iklim, menurut analisis Climate Central.

Dampak pada Pariwisata dan Lingkungan

Gunung Fuji merupakan gunung tertinggi di Jepang dan menjadi bagian dari Taman Nasional Fuji-Hakone-Izu. Gunung ini juga merupakan situs Warisan Dunia UNESCO yang menarik banyak wisatawan, terutama pada bulan Oktober dan November saat salju mulai turun. Ketiadaan salju ini dapat berdampak pada pariwisata dan pendapatan lokal.

Selain itu, perubahan iklim juga dapat berdampak negatif pada ekosistem di sekitar Gunung Fuji. Kehilangan salju dapat mempengaruhi siklus air, flora dan fauna di wilayah tersebut.

Gunung Fuji sendiri dikenal sebagai gunung berapi aktif, meskipun letusan terakhir terjadi sekitar 300 tahun yang lalu. Walaupun gunung berapi ini tidak aktif dalam beberapa waktu terakhir, perubahan iklim dapat berdampak pada aktivitas vulkanik di masa depan.

Fenomena Gunung Fuji tanpa salju ini menjadi bukti nyata dampak perubahan iklim yang semakin terasa di seluruh dunia, termasuk di Jepang. Perubahan iklim yang terus terjadi dapat berdampak serius pada lingkungan, ekonomi, dan kehidupan manusia.

Artikel terkait

Presiden Prabowo Luncurkan Program Penghapusan Utang bagi 1 Juta UMKM
Gunawan 'Sadbor' Ditangkap Polisi, Diduga Promosikan Judi Online
Revolusi ChatGPT: Kemajuan Kecerdasan Buatan untuk Masa Depan
Chikita Meidy dan Shilda Oktavia Bersitegang: Perseteruan Menuju Jalur Hukum
Memaafkan Kesalahan, Melihat Potensi: Din Syamsuddin Ajak Masyarakat Lebih Objektif dalam Menilai Calon Pemimpin
Red Sparks Menang Telak, Megawati Hangestri Pertiwi Raih MVP di Liga Voli Korea Selatan
Survei Pilkada Jakarta 2024: Pramono-Rano Unggul Tipis, Jejak Pemilih 2017 Jadi Faktor Penting
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono Sebagai Nakhoda IKN Nusantara
PMK 81/2024: Siap Menuju Coretax 2025, Aturan Baru Atur Seluruh Aspek Perpajakan
BIN Fokus Amankan Pilkada 2024, Petakan Daerah Rawan
QR Code untuk Pertalite Bersubsidi: Uji Coba di Lombok, Langkah Menuju Distribusi yang Efisien
Perpanjang SIM di Surabaya: Jadwal, Syarat, dan Biaya Terbaru