:strip_exif():quality(75)/medias/6351/361224cf5d866e50a397f140d7392f5f.jpg)
Din Syamsuddin, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, menyerukan masyarakat untuk lebih pemaaf dalam menilai calon pemimpin. Pesan ini disampaikan setelah ia menerima kunjungan Ridwan Kamil, calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, di kediamannya.
Fokus pada Potensi, Bukan Kesalahan
Din Syamsuddin menyoroti kecenderungan sinisme dan sarkasme yang menyelimuti kampanye politik di Indonesia. "Seringkali kita lebih fokus pada kesalahan personal calon, dibandingkan dengan kebijakan yang ditawarkan. Ini berlaku bahkan untuk presiden sekalipun," ujarnya. Din menekankan bahwa penilaian terhadap calon pemimpin sebaiknya lebih objektif, dengan fokus pada potensi dan kemampuan mereka untuk membawa kebaikan bagi masyarakat.
Ia mengingatkan bahwa kesalahan, termasuk slip of the tongue, adalah hal yang lumrah bagi manusia. "Lebih baik kita memaafkan kesalahan mereka. Yang penting, perhatikan juga potensi seseorang untuk menjadi pemimpin," pesan Din.
Kritik yang Konstruktif
Din Syamsuddin mengakui bahwa kritik terhadap calon pemimpin adalah hal yang wajar, tetapi harus disampaikan dengan tepat. "Kita bisa mengkritik kebijakan yang salah, tapi jangan lupa untuk melihat kebaikan dan potensi yang dimiliki calon tersebut untuk memimpin," tegas Din. Kritik yang konstruktif, menurutnya, akan mendorong calon pemimpin untuk memperbaiki diri dan lebih baik dalam menjalankan tugasnya.
Din menekankan pentingnya melihat potensi dan kemampuan calon pemimpin untuk membawa kebaikan bagi masyarakat. Ia mencontohkan ajaran Islam yang mengajarkan untuk memaafkan kesalahan. "Jangan sampai kita terlena dengan kesalahan kecil dan melupakan potensi yang besar untuk masa depan," pesannya.
Pesan Din Syamsuddin ini merupakan ajakan untuk lebih bijaksana dalam menilai calon pemimpin. Mengutamakan potensi dan kemampuan mereka untuk memimpin, dan bukan hanya fokus pada kesalahan yang mungkin mereka lakukan.