:strip_exif():quality(75)/medias/6352/809376d4ae3da2ae7a919ecf76592981.jpg)
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 20-25 Oktober 2024, pasangan Pramono Anung-Rano Karno unggul tipis dalam Pilkada Jakarta 2024. Survei ini melibatkan 800 responden di Provinsi Jakarta dengan margin of error +/- 3,46 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode survei yang digunakan adalah wawancara tatap muka.
Pasangan Pramono-Rano memperoleh dukungan sebesar 38,3%, unggul tipis atas Ridwan Kamil (RK)-Suswono yang memperoleh dukungan 34,6%. Pasangan Dharma-Kun memperoleh 3,3% suara, sementara sisanya 23,8% belum menentukan pilihan (TT/TJ).
Jejak Pemilih Pilkada 2017: Anies-Sandiaga Lebih Banyak Dukung Dharma-Kun
Survei ini juga menggali preferensi politik responden berdasarkan pilihan mereka pada Pilkada 2017. Hasilnya menunjukkan bahwa pemilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada 2017 cenderung lebih memilih Dharma-Kun di Pilkada 2024. Sementara itu, pemilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di Pilkada 2017 lebih banyak memilih Pramono-Rano di Pilkada 2024.
Sebagai contoh, pasangan RK-Suswono memperoleh dukungan 39,7% dari pemilih Anies-Sandiaga Uno di Pilkada 2017, sementara Dharma-Kun memperoleh dukungan 48,1% dari kelompok pemilih yang sama. Di sisi lain, pasangan Pramono-Rano memperoleh dukungan 38,9% dari pemilih Ahok-Djarot di Pilkada 2017, dibandingkan dengan RK-Suswono yang hanya memperoleh 36,5% dari kelompok pemilih yang sama.
Hasil ini menunjukkan bahwa pilihan politik responden di Pilkada 2024 tidak sepenuhnya independen dari pilihan mereka di Pilkada 2017. Faktor-faktor seperti identitas politik, preferensi terhadap calon tertentu, dan pengalaman dengan pemerintahan sebelumnya mungkin menjadi faktor penting dalam menentukan pilihan politik responden di Pilkada 2024.
Meskipun Pramono-Rano unggul tipis dalam survei, hasil ini tidak bisa dianggap sebagai prediksi pasti hasil Pilkada 2024. Dinamika politik yang terjadi dalam beberapa bulan ke depan, termasuk kampanye politik dan debat calon, berpotensi mengubah preferensi pemilih.
Survei ini hanya memberikan gambaran awal tentang peta politik menjelang Pilkada Jakarta 2024. Penting untuk dicatat bahwa survei ini memiliki margin of error, dan hasil akhirnya bisa berbeda dengan hasil Pilkada 2024.
Selanjutnya, perlu dilakukan analisis lebih mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi preferensi politik responden, seperti karakteristik demografi, tingkat pendidikan, dan pendapatan. Hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang peta politik menjelang Pilkada Jakarta 2024.