:strip_exif():quality(75)/medias/6605/91c3ecd902569e2e718ccbe9e00c95a9.jpg)
Platform media sosial X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, telah dikritik karena menyebarkan disinformasi mengenai Pemilu Amerika Serikat. Menurut Center for Countering Digital Hate, konten yang menyesatkan mengenai Pemilu AS di platform X telah ditonton lebih dari 2 miliar kali tahun ini.
Kekhawatiran atas Peran X dalam Penyebaran Disinformasi
Para ahli pemilu dan disinformasi menyatakan keprihatinan bahwa X berperan penting dalam penyebaran informasi hoaks yang dapat mempengaruhi hasil Pemilu Presiden, khususnya di negara bagian kunci. Menurut mereka, penurunan moderasi konten dan pemecatan karyawan yang dilakukan oleh Elon Musk, pemilik X, sejak mengambil alih perusahaan, membuka jalan bagi penyebaran informasi yang menyesatkan.
Pengaruh Elon Musk dan Kontennya di X
Elon Musk diketahui secara terbuka mendukung mantan Presiden Donald Trump. Popularitas Musk di X, dengan hampir 203 juta pengikut, memungkinkan konten yang dibagikannya menyebar ke platform media sosial lainnya seperti Reddit dan Telegram. Setidaknya 87 postingan Musk tahun ini telah diidentifikasi sebagai berisi klaim yang salah atau menyesatkan mengenai Pemilu AS.
Contoh Kasus Disinformasi di Pennsylvania
Di Pennsylvania, salah satu negara bagian kunci, pengguna X salah menafsirkan tindakan administrator pemilu setempat yang menandai formulir pendaftaran pemilih yang tidak lengkap. Mereka menuduh adanya campur tangan Pemilu, meskipun para pejabat memastikan bahwa hanya pemilih yang memenuhi syarat yang dapat memberikan suara. Akun X lainnya juga telah menyebarkan video hoaks yang mengklaim menunjukkan surat suara Trump yang dikirim melalui pos di Pennsylvania dihancurkan.
Tanggapan X dan Kekhawatiran Berkelanjutan
X menyatakan bahwa mereka telah mengambil tindakan terhadap akun-akun yang menyebarkan video tersebut. Mereka juga mengatakan bahwa fitur "Catatan Komunitas" di platform X membantu pengguna dalam mengidentifikasi konten hoaks. Namun, para ahli dan organisasi nonpartisan seperti Common Cause tetap khawatir bahwa X masih belum cukup efektif dalam membendung penyebaran informasi yang menyesatkan.