:strip_exif():quality(75)/medias/7078/bb6fe1ee20b58721386ce844802d089a.jpg)
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikbud) tengah merancang kurikulum baru yang diproyeksikan untuk menggantikan Kurikulum Merdeka, yaitu Kurikulum Deeplearning. Kurikulum ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam, interaktif, dan berpusat pada siswa.
Kurikulum Deeplearning hadir sebagai respon terhadap kebutuhan pendidikan yang semakin kompleks. Kurikulum ini didesain untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan yang membutuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Penerapan Kurikulum Deeplearning diyakini mampu menghasilkan generasi muda yang lebih siap bersaing di era global.
Mengapa Deeplearning?
Kurikulum Deeplearning hadir dengan tiga pilar utama, yaitu Mindfull Learning, Meaningful Learning, dan Joyfull Learning. Ketiga pilar ini dirancang untuk menciptakan suasana belajar yang lebih bermakna, interaktif, dan menyenangkan bagi siswa.
Mindfull Learning menekankan pada keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk berdiskusi, bereksperimen, dan mengeksplorasi materi pelajaran. Hal ini akan mendorong siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di dunia nyata. Contohnya, saat belajar tentang air, siswa dapat melakukan eksperimen untuk melihat langsung bagaimana air berperan dalam kehidupan sehari-hari.
Meaningfull Learning bertujuan untuk membantu siswa memahami relevansi dan manfaat setiap pelajaran dalam kehidupan nyata. Guru berperan sebagai fasilitator yang mengaitkan materi pelajaran dengan penerapannya di dunia nyata. Contohnya, dalam pelajaran matematika, guru dapat mengajarkan tentang pengelolaan keuangan pribadi atau logistik.
Joyfull Learning menekankan pada kepuasan dan pemahaman mendalam, bukan hanya kesenangan semata. Guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, seperti simulasi atau diskusi interaktif dalam pelajaran sejarah. Dengan demikian, siswa tidak hanya menghafal fakta, tetapi juga memahami konteks historis dengan lebih baik.
Tantangan dan Harapan
Kurikulum Deeplearning direncanakan untuk diterapkan pada tahun 2025. Persiapan matang diperlukan, termasuk pelatihan guru dan penyediaan infrastruktur yang memadai. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, berharap Kurikulum Deeplearning dapat menjadi langkah maju bagi pendidikan Indonesia, menghasilkan generasi muda yang lebih cerdas, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
"Kurikulum Deeplearning mengurangi volume materi, namun meningkatkan eksplorasi dan pemahaman yang lebih mendalam. Kami berharap kurikulum ini dapat menghasilkan generasi muda yang lebih kreatif, adaptif, dan siap untuk masa depan," ujar Abdul Mu'ti.
Peran Guru yang Krusial
Keberhasilan Kurikulum Deeplearning sangat bergantung pada kesiapan para guru untuk beradaptasi dengan pendekatan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa. Hal ini meliputi pelatihan intensif bagi guru untuk mengadopsi metode pengajaran yang lebih interaktif dan efektif, serta perubahan mindset guru untuk menjadi lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
Kurikulum Deeplearning diharapkan dapat menjadi revolusi di dunia pendidikan Indonesia. Penerapan kurikulum ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang lebih berpengetahuan, berwawasan luas, dan siap bersaing di era global.