:strip_exif():quality(75)/medias/8027/694f965b884b821b7fe3850ab01aa0a0.jpeg)
Harga Bitcoin (BTC) baru saja mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, menembus angka Rp1,28 miliar per BTC. Lonjakan dramatis ini didorong oleh beberapa faktor kunci, terutama peningkatan signifikan permintaan ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden.
Mengapa Harga Bitcoin Melonjak?
Kemenangan Trump dalam Pilpres AS memicu euforia di pasar kripto. Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa dukungan Trump terhadap Bitcoin menciptakan keseimbangan pasokan dan permintaan baru, yang secara signifikan meningkatkan permintaan. "Dukungan Trump terhadap Bitcoin menciptakan keseimbangan pasokan dan permintaan baru, yang meningkatkan permintaan," ujar Fyqieh.
Faktor lain yang berperan penting adalah aliran dana yang sangat besar ke ETF Bitcoin spot. Selama lima minggu hingga 8 November 2024, aliran dana mencapai angka fantastis: Rp118,7 triliun. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor institusional terhadap Bitcoin yang semakin meningkat.
ETF Bitcoin sendiri berperan sebagai katalis utama. Produk ini memungkinkan investor untuk berinvestasi di Bitcoin tanpa harus membeli dan menyimpan koin secara langsung, sehingga lebih mudah dan terjangkau bagi berbagai kalangan investor.
Kemenangan Trump juga berdampak positif pada industri aset digital di AS secara keseluruhan. Fyqieh mencatat sebuah fakta menarik: 54 dari 58 kandidat yang didukung oleh super PAC kripto berhasil memenangkan kursi di Kongres. Ini menunjukkan adanya dukungan politik yang kuat terhadap kripto di parlemen AS.
Dengan lebih banyak legislator yang pro-kripto di Kongres, harapannya regulasi terhadap aset kripto akan lebih ramah dan mendukung pertumbuhan industri ini. Hal ini membuat investor semakin optimis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin.
Tren positif ini berlanjut hingga 10 November 2024, dengan Bitcoin naik 4,61 persen dan ditutup pada US$ 80.153. Tren kenaikan ini telah berlangsung selama enam hari berturut-turut, menunjukkan kekuatan momentum pasar bullish.
Bagaimana Pergerakan Harga Bitcoin ke Depan?
Aliran dana ke ETF BTC spot pada 11 November 2024 akan menjadi penentu penting arah pergerakan harga Bitcoin selanjutnya. Jika aliran dana terus meningkat, potensi kenaikan harga Bitcoin ke Rp1,35 miliar bahkan Rp1,57 miliar per BTC sangat terbuka. Analis memperkirakan permintaan institusi akan menjadi pendorong utama, dengan investor ritel kemungkinan ikut serta seiring kenaikan harga.
Namun, beberapa faktor eksternal perlu dipantau dengan cermat. Data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS pada 13 November 2024 akan memberikan gambaran tekanan inflasi. Keputusan The Fed terkait suku bunga juga akan sangat berpengaruh. The Fed telah menurunkan suku bunga sebesar 25 bps, dan kemungkinan penurunan lebih lanjut pada Desember cukup tinggi (sekitar 65%).
Pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, pada 14 November 2024, akan menjadi sorotan. Pernyataan dari pejabat The Fed lainnya, seperti Christopher Waller, Tom Barkin, dan Patrick Harker, juga akan dipantau ketat oleh investor untuk mencari petunjuk arah kebijakan bank sentral AS.
Kesimpulannya, lonjakan harga Bitcoin ke level rekor tertinggi didorong oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Meskipun potensi kenaikan masih ada, pelaku pasar harus tetap waspada terhadap faktor-faktor ekonomi makro yang dapat memengaruhi sentimen pasar.