:strip_exif():quality(75)/medias/14934/5b9b9338961b0c9ae858adb84560d508.jpg)
Nama Ustaz Adi Hidayat mencuat sebagai kandidat potensial pengganti Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Perbincangan hangat ini memunculkan pertanyaan mengenai siapa sebenarnya sosok yang digadang-gadang ini.
Jejak Pendidikan dan Pengalaman Dakwah
Ustaz Adi Hidayat, lahir di Pandeglang, Banten, 11 September 1984, tumbuh dalam lingkungan religius yang kental dengan nilai-nilai tradisional. Didukung penuh orang tuanya, ia menorehkan prestasi akademik sejak dini, menjadi siswa terbaik di SDN Karaton 3 Pandeglang. Pendidikan agama yang ia terima di Madrasah Salafiyah Sanusiyah menjadi batu loncatan perjalanan dakwahnya.
Perjalanan pendidikannya berlanjut di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut, tempat ia mendalami Al-Qur'an di bawah bimbingan Buya KH Miskun as-Syatibi. Pendidikannya kemudian berlanjut ke Kulliyyah Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya, memperdalam berbagai ilmu agama, termasuk Al-Qur'an, hadis, fiqh, ushul fiqh, tarikh, dan lughah. Pengalaman di Libya tak hanya sebatas pendidikan. Ia pernah menjabat sebagai aminul khutaba dan Ketua Dewan Masjid Dakwah Islamiyyah, menunjukkan kiprahnya dalam pengelolaan masjid dan dialog antaragama.
Setelah kembali ke Indonesia pada 2011, Ustaz Adi Hidayat mengajar di Pondok Pesantren Al-Qur'an Al-Hikmah, Lebak Bulus. Komitmennya pada pengembangan dakwah Islam terlihat jelas dengan pendirian Quantum Akhyar Institute dua tahun kemudian. Lembaga ini menawarkan program inovatif, termasuk kaderisasi ulama, sekolah terbuka, kelas-kelas profesi, dan program Quantum Arabic, sebuah metode pembelajaran bahasa Arab yang inovatif.
Quantum Akhyar Institute juga memanfaatkan teknologi digital melalui Akhyar TV, menjangkau khalayak luas di seluruh dunia. Inovasi ini menunjukkan adaptasi Ustaz Adi Hidayat terhadap perkembangan zaman dalam menyampaikan dakwah.
Pengangkatannya sebagai Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada 2022 semakin memperkuat posisinya sebagai tokoh dakwah berpengaruh. Ia aktif dalam berbagai kegiatan, seperti tabligh akbar, pelatihan ulama, dialog lintas agama, dan kolaborasi dengan berbagai organisasi Islam. Karya-karyanya, seperti "Minhatul Jalil Bita'rifi Arudil Khalil" dan "Quantum Arabic Metode Akhyar", juga mendapatkan pengakuan luas.
Ustaz Adi Hidayat juga aktif dalam kegiatan sosial, terlihat dari partisipasinya dalam penggalangan dana untuk Palestina dan pendirian Masjid Indonesia di Toronto, Kanada. Dedikasi dan kontribusinya yang luas ini menjadikannya salah satu tokoh yang layak dipertimbangkan sebagai pengganti Gus Miftah.
Alasan Potensial Sebagai Pengganti
Berbagai pengalaman dan kiprah Ustaz Adi Hidayat, mulai dari pendidikan agama yang mendalam, pengalaman internasional, hingga kepemimpinan di berbagai lembaga dan organisasi, membuatnya menjadi kandidat yang potensial. Ia memiliki rekam jejak yang panjang dalam pengembangan dakwah dan kerukunan antar umat beragama. Penggunaan teknologi digital dalam dakwahnya juga menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Keahliannya dalam berdakwah, keterlibatannya dalam kegiatan sosial, serta jejaring internasionalnya menjadi modal berharga dalam menjalankan tugas sebagai Utusan Khusus Presiden. Selain itu, karya-karyanya yang diakui secara luas menunjukkan kemampuan intelektual dan dedikasinya dalam pengembangan keilmuan Islam.
Kesimpulan
Munculnya nama Ustaz Adi Hidayat sebagai kandidat pengganti Gus Miftah menunjukkan adanya figur-figur potensial dalam dunia dakwah Indonesia yang memiliki kapasitas untuk mengemban tugas tersebut. Perjalanan karir dan kontribusi beliau dalam masyarakat menjadikannya sosok yang layak untuk dipertimbangkan.