Calon Menteri Pertahanan AS Dihujani Kritik Akibat Kurang Paham ASEAN
Pete Hegseth, kandidat Menteri Pertahanan Amerika Serikat pilihan Donald Trump, menghadapi kecaman tajam menyusul sidang konfirmasi di Senat. Ketidakpahamannya tentang ASEAN menjadi sorotan utama, memicu pertanyaan serius mengenai kesiapannya memimpin departemen pertahanan.
Ketidaktahuan Hegseth Soal ASEAN Jadi Perdebatan
Senator Demokrat Tammy Duckworth, seorang veteran militer keturunan Thailand-Amerika, mengungkapkan kekecewaannya atas kurangnya pengetahuan Hegseth tentang organisasi regional tersebut. Saat ditanya untuk menyebutkan satu negara anggota ASEAN dan perjanjian yang melibatkan AS, Hegseth justru menunjuk Korea Selatan, Jepang, dan Australia – negara-negara yang bukan bagian dari ASEAN. Ia bahkan mengaku tidak mengetahui jumlah pasti negara anggota ASEAN.
"Tak satu pun dari ketiga negara yang Anda sebutkan adalah anggota ASEAN," tegas Duckworth. "Saya sarankan Anda belajar lebih banyak sebelum menghadapi negosiasi seperti ini." Pernyataan Duckworth ini langsung menjadi fokus media dan memicu perdebatan publik.
ASEAN sendiri terdiri dari sepuluh negara: Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Amerika Serikat memiliki hubungan strategis yang komprehensif dengan ASEAN, termasuk perjanjian pertahanan dengan beberapa anggotanya seperti Filipina dan Thailand, serta kerja sama keamanan yang kuat dengan Singapura. Ketidaktahuan Hegseth atas hal ini dinilai sangat memprihatinkan.
Duckworth, melalui unggahan di X (sebelumnya Twitter), menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang mitra Indo-Pasifik, termasuk ASEAN. Ia secara khusus menyebut Thailand dan Filipina sebagai contoh anggota ASEAN dan sekutu penting AS. Hal senada juga diungkapkan oleh mantan anggota DPR Demokrat, Debbie Mucarsel-Powell, yang turut menyoroti ketidaktahuan Hegseth tentang ASEAN dan perjanjian keamanan internasional AS.
Hegseth, mantan pembawa acara Fox News, memang dikenal karena pandangannya yang kontroversial. Ia secara terbuka menentang inisiatif keberagaman di militer dan bahkan mempertanyakan penunjukan Menteri Pertahanan Lloyd Austin berdasarkan rasnya. Ia juga pernah menentang perempuan dalam peran tempur.
Selain itu, beberapa tuduhan masa lalu Hegseth, termasuk tuduhan penyerangan seksual (yang telah ia bantah) dan penyalahgunaan alkohol, turut menimbulkan kekhawatiran. Menanggapi pertanyaan Senator Republik Roger Wicker, Hegseth menyebut tuduhan-tuduhan tersebut sebagai "kampanye fitnah terkoordinasi", mengakui ketidaksempurnaannya, tetapi menegaskan telah "dituduh secara keliru".
Masa Depan Nominasi Hegseth Dipertanyakan
Konfirmasi Hegseth sebagai Menteri Pertahanan kini berada dalam posisi yang rawan. Meskipun hanya dibutuhkan tiga suara penolakan dari Partai Republik untuk menghentikan pengangkatannya, dukungan dari Trump dan beberapa Senator Republik masih menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.
Peristiwa ini memperlihatkan betapa pentingnya pengetahuan mendalam tentang politik internasional bagi seorang calon Menteri Pertahanan. Ketidaktahuan Hegseth tentang ASEAN menimbulkan pertanyaan besar tentang kemampuannya dalam menjalankan tugas tersebut, khususnya dalam menghadapi tantangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.
Kejadian ini telah memicu perdebatan sengit di kalangan publik dan pakar politik. Banyak yang mempertanyakan kredibilitas Hegseth sebagai calon Menteri Pertahanan, mengingat kurangnya pengetahuan dan kontroversi yang mengelilinginya. Masa depan nominasinya masih belum pasti.
Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya proses seleksi yang ketat dan komprehensif untuk posisi strategis seperti Menteri Pertahanan. Kandidat harus memiliki pemahaman yang komprehensif tentang politik internasional, khususnya terkait mitra dan sekutu strategis Amerika Serikat.
Dukungan dari Donald Trump masih menjadi faktor penentu dalam proses konfirmasi ini. Namun, semakin banyaknya kritik dan kekhawatiran yang muncul menunjukkan bahwa jalan menuju pengangkatan Hegseth masih jauh dari mudah.
Ke depannya, akan menarik untuk melihat bagaimana Senat akan menindaklanjuti kontroversi ini dan bagaimana keputusan akhir mengenai nominasi Hegseth akan diambil. Ini merupakan kasus penting yang mencerminkan pentingnya pengetahuan dan integritas dalam kepemimpinan pemerintahan.