WHO Selamatkan 11 Anak Penderita Kanker dari Gaza
Sebelas anak penderita kanker di Jalur Gaza berhasil dievakuasi ke Yordania oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), didampingi dua puluh orang pendamping. Evakuasi ini menjadi sorotan di tengah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, mengingat kebutuhan perawatan medis mendesak bagi ribuan warga sipil.
Mengapa Evakuasi Medis Penting?
Sistem kesehatan di Gaza telah mengalami tekanan berat akibat konflik berkepanjangan. Banyak fasilitas kesehatan rusak, kekurangan obat-obatan, dan tenaga medis. Akibatnya, akses terhadap perawatan medis darurat, termasuk bagi anak-anak penderita kanker yang membutuhkan perawatan khusus, menjadi sangat terbatas. Kondisi ini mengancam keselamatan nyawa ribuan warga Gaza yang membutuhkan perawatan di luar wilayah tersebut.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan keprihatinan mendalamnya. "Ribuan pasien di Gaza masih membutuhkan evakuasi untuk mendapatkan perawatan medis yang menyelamatkan jiwa," tegasnya. Pernyataan tersebut menegaskan urgensi bantuan internasional dalam mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.
Bagaimana Evakuasi Dilakukan?
Proses evakuasi 11 anak penderita kanker ini melibatkan koordinasi dan kerjasama berbagai pihak. WHO, sebagai organisasi kesehatan internasional, mengambil peran utama dalam memfasilitasi proses tersebut. Kerja sama dengan pemerintah Yordania dan pihak-pihak terkait lainnya memastikan kelancaran evakuasi dan penerimaan pasien di negara tujuan.
Evakuasi ini dilakukan di tengah situasi keamanan yang kompleks dan tantangan logistik yang signifikan. WHO menghadapi berbagai kendala dalam memastikan keselamatan dan keamanan pasien selama perjalanan. Namun, komitmen WHO untuk menyelamatkan nyawa tetap menjadi prioritas utama.
Proses evakuasi ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari asesmen kondisi pasien, pengurusan dokumen perjalanan, hingga pengaturan transportasi dan akomodasi di Yordania. Setiap tahapan memerlukan perencanaan dan koordinasi yang cermat untuk menjamin keberhasilan evakuasi.
Lebih lanjut, evakuasi ini bukan hanya sekadar pemindahan fisik pasien. WHO juga memastikan dukungan psikososial bagi anak-anak dan keluarga mereka selama dan setelah proses evakuasi. Dukungan ini sangat krusial mengingat trauma yang dialami akibat konflik.
Konflik berkepanjangan di Gaza telah menyebabkan korban jiwa lebih dari 44.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai hampir 106.000 lainnya. Serangan yang terus-menerus dan pembatasan akses bantuan kemanusiaan telah memperparah krisis kemanusiaan, sebagaimana disebut oleh berbagai lembaga internasional.
Pada tanggal 21 November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bahkan mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi beberapa pejabat tinggi Israel atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Situasi ini semakin menggarisbawahi urgensi penyelesaian konflik dan bantuan kemanusiaan.
Evakuasi 11 anak penderita kanker ini diharapkan menjadi langkah awal dari upaya yang lebih besar untuk membantu warga Gaza yang membutuhkan perawatan medis. WHO dan lembaga internasional lainnya terus berupaya untuk meningkatkan akses bantuan kemanusiaan dan menyelesaikan krisis kemanusiaan di Gaza. "Perdamaian adalah obat terbaik," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, menegaskan pentingnya perdamaian untuk menyelesaikan krisis ini.
Ke depan, upaya perluasan evakuasi medis akan terus dilakukan. Koordinasi antar lembaga internasional dan negara-negara terkait sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan upaya tersebut. Semoga evakuasi ini menjadi langkah awal menuju solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan bagi warga Gaza.